Tampilkan postingan dengan label 9. Physical Evidence. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 9. Physical Evidence. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Oktober 2010

Analisa Pengaruh Physical Evidence restoran Toko Oen Malang

URL:http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_5737.html

Abstract

Physical evidence bukti fisik merupakan salah satu faktor dalam marketing mix yang perlu diperhatikan dalam suatu restoran. Mengingat karakteristik jasa yang tidak berwujud, maka konsumen memerlukan bukti-bukti fisik dalam mengambil keputusan pembelian. Physical evidence restoran dapat berupa: desain interior, menu dan penampilan karyawan. Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 80 konsumen di Toko Oen Malang. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa physical evidence yang meliputi: desain interior, menu dan penampilan karyawan secara serempak mempengaruhi keputusan pembelian konsumen di Toko Oen Malang. Akan tetapi secara parsial hanya desain interior dan penampilan karyawan yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, dimana penampilan karyawan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi keputusan pembe lian konsumen di Toko Oen Malang.

BibTeX record

 

 http://www.bibsonomy.org/bibtex/2d4a6f8ecefa3577b0ea5e1a0bdd20ef4/puslit

Physical Evidence

LANDASAN TEORI


Lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang penting untuk mendukung jalannya proses pencapaian tujuan perusahaan. Jika keadaan lingkungan disekitar karyawan kurang baik maka hal tersebut akan membuat karyawan tidak dapat melaksanakan segala pekerjaan secara optimal. Lingkungan fisik merupakan bagian dari lingkungan kerja, namun lingkungan fisik hanya mencakup setiap hal dari fasilitas baik diluar maupun di dalam perusahaan.
Setiap badan usaha berusaha untuk menciptakan tampilan fisik yang baik di mata konsumen karena kesan konsumen terhadap suatu perusahaan akan mempunyai pengaruh yang penting bagi perusahaan tersebut. Dengan adanya penampillan fisik yang baik maka perusahaan tersebut akan mampu menarik lebih banyak konsumen. Hal tersebut sesuai dengan pengertian Physical Evidence yang akan dijabarkan lebih lanjut.

A. PENGERTIAN PHYSICAL EVIDENCE
Physical evidence atau kita kenal dengan kata lain “bukti fisik” ini yaitu merupakan suatu hal yang mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan.
Bukti fisik adalah lingkungan fisik perusahaan tempat jasa diciptakan dan tempat penyediaan jasa serta konsumen berinteraksi, ditambah elemen tangible yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa itu.
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat di simpulkan bahwa Bukti fisik adalah struktur fisik dari sebuah perusahaan yang merupakan komponen utama dalam membentuk kesan sebuah perusahaan. Bukti fisik memiliki peranan penting untuk menarik minat konsumen agar datang ke suatu perusahaan dan melakukan pembelian.



B. UNSUR-UNSUR PHYSICAL EVIDENCE
Unsur-unsur ini sangat diperlukan dalam memajukan perusahaan, karena hal ini dapat mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap jasa perusahaan. Unsur-unsur yang termasuk ke dalam physical evidence, antara lain :
1. Lingkungan Fisik (servicescapes)
Dalam sebuah operasi kerja diperlukan penyeleksian operator kerja yang memenuhi syarat sehat fisik dan psikologis serta memiliki skill yang menunjang, tetapi tanpa adanya lingkungan fisik kerja yang baik maka akan timbul berbagai masalah dalam operasi kerja.
Manusia sebagai makhluk sempurna tetap tidak luput dari kekurangan,
dalam arti segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam perusahaan (interior), dan dapat juga dari luar perusahaan (eksterior). Hal-hal tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia. Lingkungan fisik dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Lingkungan Eksterior
Merupakan lingkungan atau penampilan luar dari sebuah perusahaan yang dapat menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian. Oleh karena itu dalam mendesain bagian luar perusahaan harus memperhatikan seperti :
 Desain eksterior
Eksterior selalu dikaitkan dengan seni atau keindahan, dimana eksterior adalah cerminan awal dari pengunjung dalam beraktivitas pada sebuah bank. Eksterior memiliki peran yang sangat penting untuk menimbulkan kesan nyaman bagi pengunjung dalam beraktivitas.

 Signage
Signage adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang dicari ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/di luar bangunan. Tanda-tanda ini ditampilkan pada eksterior dan interior yang digunakan sebagai label (nama perusahaan, departemen, dll) untuk penunjuk arah (seperti pintu masuk) dan menyampaikan aturan-aturan perilaku (tidak merokok, anak-anak harus disertai orang dewasa).
 Area parkir
Fasilitas parkir untuk umum di luar badan jalan dapat berupa taman parkir dan/atau gedung parkir. Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum, dilakukan dengan memperhatikan rencana umum tata ruang daerah, keselamatan dan kelancaran lalu lintas, kelestarian lingkungan, dan kemudahan bagi pengguna jasa. Penyelenggaraan fasilitas parkir untuk umum dilakukan oleh pemerintah, badan hukum negara atau warga negara. Penyelenggara fasilitas parkir untuk umum dapat memungut biaya terhadap penggunaan fasilitas yang diusahakan.
 Landscape
Pemandangan terdiri dari fitur yang terlihat seperti luas tanah, termasuk elemen-elemen fisik seperti bentang alam, unsur-unsur hidup flora dan fauna, unsur-unsur abstrak seperti pencahayaan dan kondisi cuaca, dan unsur-unsur manusia seperti aktivitas manusia dan lingkungan binaan.
b. Lingkungan Interior
Merupakan penampilan di dalam sebuah perusahaan. Dalam merancang lingkungan interior harus dapat menampilkan suasana yang nyaman dan aman bagi pelanggan.
Fasilitas yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam antara lain :
 Desain interior
Adalah profesi yang kreatif dan solusi - solusi teknis yang diterapkan dalam struktur yang dibangun untuk mencapai lingkungan interiornya. Desain di ciptkan sebagai respon terhadapdan terkoordinasi dengan kode dan persyaratan peraturan dan mendorong prinsip – prinsip lingkungan yang ada di dalam ruangan.



 Peralatan
Adalah segala keperluaan yang digunakan manusia untuk mengubah lingkungan sekitar, termasuk dirinya dan orang lain, dengan menciptakan alat-alat sebagai sarana dan prasarana. Oleh karena itu, peralatan merupakan hasil dari teknologi yang diciptakan manusia untuk membuat sesuatu, memakai dan memeliharanya untuk menopang dan mempermudah kebutuhan hidup manusia tersebut.
Perbekalan kantor merupakan sarana penting untuk menghasilkan pekerjaan kantor, tanpa ada perbekalan kantor tidak mungkin kantor menghasilkan sesuatu, karena pegawai kantor bekerja untuk mengolah bahan dengan sarana dan dengan peralatan kantor yang ada.
 Signage
Adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Signage adalah setiap jenis grafik visual dibuat untuk menampilkan informasi kepada khalayak tertentu. Ini biasanya diwujudkan dalam bentuk informasi jalan yang dicari ditempat-tempat seperti jalan-jalan atau di dalam/di luar bangunan. Tanda-tanda ini ditampilkan pada eksterior dan interior yang digunakan sebagai label (nama perusahaan, departemen, dll) untuk penunjuk arah (seperti pintu masuk) dan menyampaikan aturan-aturan perilaku (tidak merokok, anak-anak harus disertai orang dewasa).

 Tata Ruang
Tata ruang mengacu pada cara-cara penyusunan mesin-mesin, peralatan, dan perabotan sesuai ukuran, bentuk dan fungsinya untuk memfasilitasi tercapainya tujuan pelanggan dan karyawan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan fisik yang berasal dari dalam adalah semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja antara lain yaitu :
 Penerangan (Lighting)
Berdasarkan penelitian, cahaya lampu yang tidak memadai akan berpengaruh negatif terhadap ketrampilan kerja. Dalam melaksanakan tugas sering kali karyawan membutuhkan penerangan yg cukup, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tersebut memiliki ketelitian. Penerangan atau cahaya lampu harus pula disesuaikan dengan ukuran ruangan kerja serta kondisi mata karyawan.
Penerangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu untuk proses kelancaran kerja, karena penerangan atau cahaya yang kurang cukup terang dapat menggangu penglihatan karyawan menjadi tidak jelas pada saat bekerja. Sehinnga pekerjaan mereka akan menjadi terhambat, banyak mengalami kesalahan, serta menjadi kurang efisien didalam melaksanakan dan menjalankan pekerjaan-pekerjaaan tersebut pada akhirnya tujuan perusahaan yang diharapkan akan sulit untuk dicapai. Oleh sebab itu perlu dipaerhatikan adanya penerangan atau cahaya yang cukup terang dan tidak menyiilaukan mata.

 Temperatur
Temperatur dan kelembaban dapat mempengaruhi semangat kerja kondisi fisik dan emosi yang dapat mempengaruhi motivasi kerja kerja karyawan. Temperature antara 73o F sampai 77o F cocok untuk ruang kerja dengan kelembaban antara 25% hingga 50%. Temperature yang terlalu panas atau terlalu dingin dapat mempengaruhi kondisi fisik dan emosi karyawan.

 Sirkulasi Udara
Jika kondisi didalam kantor yang kemungkinan penuh dengan karyawan sangatlah perlu diperhatikan adanya pertukaran udara yang cukup terutama didalam ruangan kerja. Karena adanya pertukaran udara yang cukup akan memberikan kesegaran fisik bagi karyawan. Sebaliknya kurangnya pertukaran udara akan menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan,sehingga tidak ada motivasi didalam melakukan tugas dan pekerjaan mereka.

 Kebisingan
Kebisingan yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam berkerja akan terganggu. Sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak kesalahan atau rusak. Dalam jangka panjangnya bunyi tersebut dapat menggangu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dapat terjadi kesalahan dalam berkomunikasi dan akan berpengaruh pada emosi karyawan.

 Bau-bauan
Adanya bau-bauan yang dipertimbangkan sebagai “polusi” akan dapat mengganggu konsentrasi pekerja. Temperatur dan kelembaban adalah dua factor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepekaan penciuman. Pemakaian air conditioning yang tepat adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu sekitar tempat kerja.

 Pewarnaan
Warna ruang kantor yang serasi dapat meningkatkan produksi, meningkatkan moral kerja dan menurunkan terjadinya kesalahan kerja. Penentuan warna dalam ruang kerja sangat mempengaruhi perilaku kerja. Oleh karena itu, pemilihan warna parlu disesuaikan dengan luas ukuran ruangan dan kondisi fisik ruang. Hal ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna kadang – kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia. Di bawah ini terdapat daftar beberapa warna yang dapt mempengaruhi perasaan manusia.




WARNA SIFAT PENGARUH UNTUK RUANG / KERJA

1. Merah



2. Kuning




3. Biru
Dinamis, merangsang, dan panas

Keangunagn, bebas, hangat



Tenang, tentram, Dan sejuk
Menimbulkan semangat kerja


Menimbulkan rasa gembira dan merangsang urat syaraf mata

Mengurangi tekaanan atau ketegangan
Pekerjaan sepintas / singkat


Gang – gang jalan lorong



Berfikir konsentrasi






 Musik
Penggunaan musik pada jam kerja ternyata berpengruh positif terhadap semangat kerja dan peningkatan produksi. Bahkan penggunaan musik pun dapat menurunkan tinggat absensi dan mengurangi kelelahan dalam bekerja. Efektif tidaknya musik di gunakan dalam jam kerja, bergantung pada jenis music yang di mainkan oleh karena itu penggunaan musik kerja perlu di sesuaikan dengan kesukaan karyawan dan kondisi ruang kerja.

 Kebersihan
Lingkungan yang bersih dapt menimbulkan perasaan yang nyaman dan senang sehingga dapat mempengaruhi semangat kerja seseorang.

2. Lingkungan Pendukung Perusahaan lain yang berwujud

 Kartu nama (business card)
adalah sebuah keharusan bagi seorang profesional. Dengan kartu nama, seseorang membuka diri bahwa dirinya siap mengeksplorasi peluang. Karena itu, kartu nama vital untuk memperluas jaringan. ”Kartu nama adalah strategi marketing kita kepada semua orang. Seorang profesional wajib memiliki kartu nama. Kartu nama hendaknya diberikan kepada siapa pun yang berhasil kita jumpai dan memiliki kepentingan dengan kita,” jelas Indayati Oetomo, International Director, John Robert Powers Indonesia.
 Brosur, pamflet, dan buklet
adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras, lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.

 Halaman web
adalah suatu dokumen atau sumber informasi yang sesuai untuk World Wide Web dan dapat diakses melalui web browser dan ditampilkan di layar komputer.



 Seragam
adalah seperangkat pakaian standar yang dikenakan oleh anggota suatu organisasi sewaktu berpartisipasi dalam aktivitas organisasi. Seragam modern dikenakan oleh angkatan bersenjata dan organisasi-organisasi paramiliter seperti polisi, layanan darurat, satpam, di beberapa tempat kerja dan sekolah-sekolah dan oleh narapidana di penjara.

 Laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan

3. Pengaruh Physical Evidence dalam Kualitas Jasa

Reliability (reliabilitas), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
Responsiveness (daya tanggap), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan pelanggan.
Assurance (Jaminan), yakni perilaku karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perysahaan bias menciptakan rasa aman bagi para pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan bias menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juda berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani .
Dimensi kepastian/jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi:
 Kompetensi (Competence), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
 Kesopanan (Courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para karyawan.
 Kredibilitas (Credibily), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
Empathy (empati), yaitu perhatian individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya.
Dimensi ini merupakan penggabungan dari dimensi:
 Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan perusahaan.
 Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan.
 Pemahaman pada pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
Tangibles (bukti fisik), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan.

http://iwandah.blogspot.com/2010/04/physical-evidence.html

Physical Evidence

Physical Evidence
"This is evidence that does not forget. It is not confused by the excitement of the moment. It is not absent because human witnesses are, it is factual evidence, physical evidence cannot be wrong, it cannot perjure itself...only its interpretation can err."
-Paul L. Kirk, 1974.

Interpretation, Collection and Preservation of Glass Fragments

E-mail Print PDF
By Kathy Steck-Flynn

A man is found dead in an abandoned house. Upon examination the medical examiner finds that the man was killed by a single gunshot to the head. Three local teens where observed near the house two days earlier. They are picked up and questioned by police. When pressured, the teens admit to having stolen one of the boys' father's guns. They had taken turns shooting at the windows of an abandoned house.
The teens admit that John shot the gun first, then Jay and last was Fred. At the scene the investigators find three bullet holes in a window. They analyze the angle of each bullet hole in relation to the victim and find that the bullet which passed through the far right side of the window pane is the one which fatally wounded the man.
It is up to the investigators to determine the order of the shots. This will tell them which boy fired the fatal shot and allow the investigators to work out what the charges will be against the shooter. Examination of the fractures in the glass will tell them this.
Read more...
 

Fingerprinting the Dead

E-mail Print PDF
Obtaining fingerprints for identification is a long established law enforcement practice. When the practice started, is was most common to use printers ink applied to the fingers which were then pressed onto paper cards. Later specialized inks were employed to improve the quality of the prints obtained. While ink is still used today, many agencies are now using computer "live-scan" methods to record reference prints.

One of the challenges in obtaining reference prints has always been how to obtain them from the deceased. Ink has often been used with success, but it can be difficult, especially with rigor stiffened or mummified fingers. Live-scan is not a practical option, at least not until someone develops a portable scanner.
Last Updated on Monday, 26 October 2009 12:39 Read more...
 

Forensic Palynology

E-mail Print PDF
PALYNOLOGY: The branch of science concerned with the study of pollen, spores , and similar palynomorphs, living and fossil. Term suggested by Hyde & Williams (1944). Etymol. Greek "to strew or sprinkle", suggestive of "fine meal" cognate with Latin pollen, "fine flour, dust."
-Definition from The University of Arizona

For futher information on Forensic Palynology you can contact Vaughn Bryant at:
vbryant@neo.tamu.edu This e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it

More information can also be found at these websites:
Dallas Mildenhall's page
Dr. Terry J. Hutter
University of Arizona
Lynne Milne
Last Updated on Sunday, 20 September 2009 20:11
 

Forensic Palynology in the United States

E-mail Print PDF
Vaughn M. Bryant, Jr.
Palynology Laboratory
Texas A&M University
College Station, Texas 77843

Dallas C. Mildenhall
Institute of Geological and Nuclear Sciences
P.O. Box 30368
Lower Hutt, New Zealand

Introduction

The term "forensic palynology" is rarely used in the United States. Forensics pertains to evidence used in courts of law. Palynology is the term first used by Hyde and Williams (1944) for the collective study of pollen grains and spores. Years later, the discipline of palynology was expanded to include the study of a number of other acid-resistant microorganisms as well.
Today, the science of forensic palynology traditionally focuses on legal evidence derived from the study of pollen and spores, both fossil and modern. In its broader application, the field of forensic palynology also includes legal information derived from the analyses of other palynomorphs such as dinoflagellates, acritarchs, and chitinozoans. However, in most sampling situations forensic palynologists rarely encounter these other types of acid-resistant palynomorphs because most are marine and many are restricted only to fossil deposits.
Read more...
 

Forensic Palynology: A New Way to Catch Crooks

E-mail Print PDF

Abstract

Studies of palynomorphs trapped in materials associated with criminal or civil investigations are slowly gaining recognition as valuable forensic techniques.  Today, the country of New Zealand leads the world in the use of forensic palynology, and the acceptance of this type of evidence in courts of law. To illustrate how important, and diverse forensic palynology has become, we have briefly examined a number of actual circumstances where these types of techniques have proven useful. In most of these cases the palynomorph data were an important factor in either solving the case, or they were used to identify and link a suspect to the scene of a crime. We also discuss some of the strengths, and weaknesses, of using forensic pollen data, and why we feel this technique is still neither widely accepted nor used in most of the countries of the world.
Read more...
 

Physical Evidence - Part of the Marketing Mix

Physical Evidence - Part of the Marketing Mix

Physical evidence as part of the marketing mix

Physical evidence is the material part of a service. Strictly speaking there are no physical attributes to a service, so a consumer tends to rely on material cues.
There are many examples of physical evidence, including some of the following:
  • Packaging.
  • Internet/web pages.
  • Paperwork (such as invoices, tickets and despatch notes).
  • Brochures.
  • Furnishings.
  • Signage (such as those on aircraft and vehicles).
  • Uniforms.
  • Business cards.
  • The building itself (such as prestigious offices or scenic headquarters).
  • Mailboxes and many others . . . . . .
Mailbox A sporting event is packed full of physical evidence. Your tickets have your team's logos printed on them, and players are wearing uniforms. The stadium itself could be impressive and have an electrifying atmosphere. You travelled there and parked quickly nearby, and your seats are comfortable and close to restrooms and store. All you need now is for your team to win!
Football Players Some organisations depend heavily upon physical evidence as a means of marketing communications, for example tourism attractions and resorts (e.g. Disney World), parcel and mail services (e.g. UPS trucks), and large banks and insurance companies (e.g. Lloyds of London).

http://marketingteacher.com/lesson-store/lesson-physical-evidence.html

Koki Singapura Berbagi Rahasia Masakan Di Bintan

Koki Singapura Berbagi Rahasia Masakan Di Bintan
Banjarmasinpost.co.id - Sabtu, 2 Oktober 2010 | Dibaca 270 kali | Komentar (0)
BANJARMASINPOST.co.id, TANJUNGPINANG - Koki terkenal asal Singapura, Han Seng Fong, berbagi rahasia resep masakan khas Singapura kepada para koki Banyan Tree Bintan dan Angsana Resort di kawasan wisata Lagoi, Bintan, Kepulauan Riau.

"Han senang berbagi rahasia masakannya kepada koki hotel Banyan Tree dan Angsana Bintan, sekaligus mempromosikan masakan khas Singapura," kata "Manager Corporate Social Responsibility" Banyan Tree Bintan, Henry Ali Singer, di Lagoi, Sabtu.

Chef (koki) Han memperkenalkan tujuh masakan khas cita rasa Singapura, termasuk satu masakannya yang terkenal dengan nama "chef han's chicken rice" (nasi uduk dan daging ayam ala Koki Han).

Henry mengatakan, koki yang sudah 40 tahun bergelut didunia masak-memasak tersebut mengajari koki hotel membuat masakan cita rasa khas Singapura agar tamu yang datang dari negara tersebut menikmati masakan yang disajikan.

Chef Han mengatakan sudah berkeliling dunia mempromosikan masakan khas Singapura dan berbagi rahasia kepada koki-koki hotel berbintang maupun melalui satu jaringan televisi Singapura.

"Saya senang berbagi rahasia masakan khas buatan saya dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Han dengan tersenyum lebar.

Pria 63 tahun tersebut, mengaku akan terus dari satu hotel ke hotel yang lain di dunia untuk mempromosikan masakan hasil racikannya.

"Saya senang memasak dan tidak terpikir untuk berhenti walaupun umur saya sudah 63 tahun," ujarnya yang akan memasak masakan khas Singapura selama 10 hari di Angsana Bintan.

Selain "chef han's chicken rice" yang menjadi unggulannya, Han juga akan memamerkan masakan lain di antaranya kwee tiaw daging sapi, sapi), lobak dan telur goreng ala Singapura, "horfun" (bihun saus dan sea food), laksa (mie/bihun udang dan tahu kari)
Koki yang sudah berhasil mengembangkan bisnis restoran sampai ke Moskow, Rusia, Hamburg, Jerman dan Hongkong tersebut juga akan memamerkan masakan mie siam (mie kuah pedas asam manis) dan  kepala ikan kuah kari.

Pria dengan lima orang anak tersebut juga membuka kafe di Singapura dan telah banyak menularkan ilmunya kepada yang sekarang sudah menjadi eksekutif koki di hotel bintang lima.

"Ada anak didik saya yang berhasil membuka usaha kafe sendiri dan ada yang sudah menjadi koki eksekutif di hotel berbintang di Australia," katanya bangga.

Kepala koki hotel Banyan Tree dan Angsana Hotel Bintan Chef Josef Umenberger mengatakan, koki hotel selama 10 hari akan belajar masakan khas Singapura dari Chef Han dan diharapkan bisa menimba ilmunya.

"Koki hotel kami harapkan bisa belajar dari Chef Han dan bisa menerapkannya, karena masakan khas Singapura akan menjadi menu di Lotus Cafe Angsana Bintan," kata koki asal Austria tersebut.

Chef Josef mengatakan, di Banyan Tree banyak terdapat jenis masakan yang akan disajikan kepada wisatawan mancanegara yang juga disesuaikan dengan selera dari mana turis tersebut datang.

"Ada 37 jenis masakan disetiap restoran dan masing-masing restoran memiliki masakan khas seperti masakan Asia, Mediterania, Jepang, Vietnam dan Thailand," katanya.

Namun menurut Chef Josef, nasi goreng dan mie goreng masakan lokal Indonesia menjadi menu favorit wisatawan asing.

Sementara itu, Asisten Manager "Food and Beverage" Angsana Bintan, Johanes Saragih, mengatakan promosi masakan dari berbagai negara kedepannya akan dilakukan di restoran Banyan Tree dan Angsana Bintan.

"Kami ingin memanjakan tamu dan mereka bisa menikmati cita rasa daerah asal mereka walaupun berada di Bintan," katanya.

http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/10/2/58016/koki-singapura-berbagi-rahasia-masakan-di-bintan